Mengapa Warna Bulu Doc Ayam Berbeda?

Selasa, 15 Juli 2025 09:07 Podomoro Feedmill

Perbedaan ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti genetik indukan, jenis kelamin, hingga faktor lingkungan selama proses penetasan. Maka dari itu, penting untuk

Saat anak ayam atau DOC (Day-Old Chicks) mulai ditempatkan di kandang pemeliharaan Chickin, sebagian orang mungkin menyadari adanya perbedaan warna bulu yang cukup mencolok di antara mereka. Selama ini, warna kuning sering dianggap sebagai ciri khas bulu anak ayam yang baru menetas. Namun kenyataannya, warna bulu DOC tidak selalu kuning. Perbedaan warna bisa saja terjadi, mulai dari kuning pucat, keemasan, krem, hingga sedikit kecokelatan. Menariknya, variasi warna ini dapat muncul meskipun ayam-ayam tersebut berasal dari jenis atau strain yang sama.

 

Perbedaan ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti genetik indukan, jenis kelamin, hingga faktor lingkungan selama proses penetasan. Maka dari itu, penting untuk memahami bahwa warna bulu DOC bukan indikator kualitas atau kesehatan anak ayam, melainkan bagian dari keragaman alami yang sering terjadi di tahap awal kehidupan mereka. Lalu apa saja faktornya???

 

1. Peran Nutrisi dalam Kuning Telur terhadap Warna Bulu DOC

 

Kuning telur merupakan sumber utama nutrisi bagi embrio ayam selama masa inkubasi. Kualitas nutrisi yang terkandung di dalamnya sangat memengaruhi perkembangan embrio, termasuk tampilan fisik seperti warna bulu DOC. Semakin lengkap dan baik kandungan nutrisinya, semakin optimal pula pertumbuhan anak ayam ditandai dengan warna bulu yang lebih cerah, merata, dan kuat.

 

Sebaliknya, jika nutrisi dalam kuning telur tidak mencukupi, risiko malnutrisi pada DOC meningkat. Kondisi ini dapat tercermin dari warna bulu yang tampak lebih pucat atau kurang kekuningan. Oleh karena itu, penting bagi peternak untuk memperhatikan kualitas telur yang digunakan dalam proses pembibitan untuk memastikan hasil DOC yang sehat.

 

2. Pentingnya Proses Inkubasi yang Terkontrol

 

Dalam peternakan modern, inkubasi telur ayam umumnya dilakukan dengan bantuan mesin inkubator. Alat ini memberikan kontrol presisi terhadap suhu dan kelembapan, dua faktor krusial untuk keberhasilan penetasan. Dengan pengaturan yang tepat, risiko kegagalan seperti kematian embrio dini dapat dikurangi, sehingga kualitas DOC meningkat.

 

Namun, gangguan kecil pada suhu atau kelembapan selama inkubasi bisa berdampak pada hasil akhir. Suhu yang terlalu rendah bisa menyebabkan bulu anak ayam tampak pucat, sedangkan suhu yang terlalu tinggi dapat memicu warna kekuningan yang cenderung kecokelatan. Oleh karena itu, menjaga kestabilan parameter inkubasi adalah langkah penting untuk menghasilkan DOC yang optimal.

 

3. Perbedaan Warna Bulu Berdasarkan Strain Ayam

 

Warna bulu DOC juga sangat dipengaruhi oleh faktor genetik atau strain ayam. Setiap strain memiliki karakteristik bawaan tersendiri, termasuk warna bulu saat menetas. Misalnya, strain Cobb dikenal memiliki warna bulu kuning cerah, tetapi beberapa di antaranya bisa memiliki bercak hitam atau bahkan berwarna gelap secara keseluruhan Variasi ini juga kerap terjadi pada ayam hasil persilangan, yang membawa kombinasi genetik dari indukan berbeda. Akibatnya, satu kelompok DOC bisa menampilkan ragam warna bulu meski berasal dari proses penetasan yang sama. Ini adalah hal yang wajar dalam dunia perunggasan.

 

4. Variasi Warna Bulu Bukan Masalah Besar

 

Perbedaan warna pada bulu DOC sebenarnya tidak perlu menjadi kekhawatiran utama. Yang lebih penting adalah bagaimana DOC dirawat setelah menetas—mulai dari pemberian pakan bergizi, manajemen kandang, hingga pengendalian suhu dan kelembapan selama pemeliharaan. Selama kebutuhan nutrisi dan lingkungan DOC terpenuhi dengan baik, warna bulu yang bervariasi tidak akan berdampak signifikan terhadap performa pertumbuhan anak ayam.