Senin, 21 Juli 2025 09:07 Podomoro Feedmill
Beternak sapi perah memang menguntungkan karena tingginya permintaan susu. Namun, Anda perlu waspada terhadap mastitis penyakit pada ambing sapi yang bisa menurunkan produksi susu secara drastis. Jika tidak dikenali sejak dini, mastitis bisa membuat sapi tidak produktif dan menimbulkan kerugian. Karena itu, penting untuk memahami penyebab, gejala, dan cara pencegahannya sebelum memelihara sapi perah.
Mekanisme Masuknya Bakteri Penyebab Mastitis

Bakteri Streptococcus cocci dan Staphylococcus cocci dapat masuk ke dalam jaringan puting susu sapi. Setelah berhasil menembus saluran puting, bakteri ini kemudian mencapai kelenjar susu, tempat mereka berkembang biak dan membentuk koloni. Dalam waktu singkat, koloni bakteri akan menyebar ke bagian lobuli dan alveoli.
Ketika mikroorganisme mencapai mukosa kelenjar, tubuh sapi merespons dengan mengerahkan leukosit (sel darah putih) sebagai bentuk pertahanan. Reaksi ini memicu proses peradangan yang ditandai dengan peningkatan suhu lokal, aliran darah yang meningkat, rasa nyeri, pembengkakan, serta terganggunya fungsi jaringan. Akibat dari peradangan ini, produksi air susu pun menurun secara signifikan (Subronto, 2003).
Penyebab Mastitis pada Sapi Perah
Mastitis merupakan salah satu penyakit infeksi yang paling merugikan dalam usaha peternakan sapi perah. Berdasarkan hasil penelitian di wilayah Jawa Barat, diketahui bahwa dua jenis bakteri utama yang menjadi penyebab mastitis adalah Streptococcus agalactiae dan Staphylococcus aureus.
1. Streptococcus agalactiae
Bakteri ini dapat ditemukan pada berbagai bagian tubuh sapi maupun manusia, seperti tenggorokan, kulit, usus, dan saluran reproduksi. Infeksi oleh Streptococcus agalactiae diketahui dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, bahkan dalam kasus tertentu memicu gangguan kesehatan yang lebih serius.
2. Staphylococcus aureus
Meski merupakan bakteri yang lazim dijumpai di saluran pernapasan manusia, Staphylococcus aureus memiliki potensi untuk menyebabkan infeksi kulit, termasuk peradangan pada ambing sapi. Infeksi ini ditandai dengan pembengkakan, perubahan warna, dan nyeri pada bagian puting susu.
3.Faktor Pendukung Penularan
Lingkungan kandang yang tidak higienis serta proses pemerahan yang tidak steril menjadi faktor utama penyebaran kedua bakteri tersebut. Kontaminasi dapat terjadi melalui tangan peternak yang tidak bersih, peralatan pemerahan, lantai kandang, atau benda lain yang terpapar bakteri.
Kedua bakteri ini diketahui mampu bertahan hidup dalam waktu lama di berbagai media, baik padat maupun cair, termasuk permukaan tubuh manusia. Oleh karena itu, praktik sanitasi yang baik merupakan langkah penting dalam pencegahan mastitis.
Gejala Mastitis Pada Sapi Perah
Mengenali gejala mastitis penting untuk mencegah kerugian pada peternakan sapi perah. Berikut beberapa tanda yang bisa dilihat langsung:
1. Ambing Membengkak dan Berubah Warna
Bagian ambing (payudara) sapi tampak membengkak, menonjol uratnya, bahkan bisa berubah warna. Ini adalah tanda awal infeksi mastitis.
2. Perubahan pada Susu
Susu yang normalnya putih dan cair bisa berubah menjadi kental, berlendir, atau berwarna abnormal saat sapi terinfeksi.
3. Sapi Bereaksi Saat Diperah
Jika sapi tampak gelisah atau kesakitan saat diperah, terutama saat disentuh bagian putingnya, bisa jadi itu tanda mastitis. Rasa nyeri membuat sapi lebih sensitif.
4. Produksi Susu Menurun
Sapi yang terkena mastitis cenderung menghasilkan susu lebih sedikit. Penurunan produksi ini bisa berdampak langsung pada pendapatan peternak.
5. Demam dan Napas Pendek
Selain ambing yang bengkak, sapi yang terserang mastitis juga mengalami peningkatan suhu tubuh atau demam. Bila infeksi menyebar ke paru-paru, sapi bisa menunjukkan gejala napas pendek atau sesak.
6. Nafsu Makan Menurun
Sapi yang menderita mastitis biasanya kehilangan selera makan. Penurunan nafsu makan adalah sinyal umum bahwa tubuh sapi sedang tidak sehat.
7. Otot Mudah Lelah
Bengkaknya ambing menyebabkan beban tambahan, membuat otot sapi cepat lelah. Sapi pun cenderung lebih sering diam, berdiri, atau duduk lama.
8. Dehidrasi
Jika sapi terlihat sering minum atau air cepat habis dari tempat minum, itu bisa menjadi tanda dehidrasi akibat mastitis. Waspadai gejala ini sebagai tanda kondisi sapi yang memburuk.
Cara Pengobatan Mastitis pada Sapi Perah
Pengobatan mastitis pada sapi perah umumnya dilakukan dengan pemberian antibiotik, baik melalui saluran puting (intramammary) maupun dicampurkan ke dalam pakan. Namun, sebelum menentukan jenis antibiotik yang akan digunakan, disarankan untuk melakukan uji sensitivitas bakteri terlebih dahulu. Uji sensitivitas bertujuan untuk mengetahui tingkat infeksi serta jenis bakteri penyebab mastitis, sehingga pengobatan dapat disesuaikan secara tepat. Prosedur ini harus dilakukan oleh tenaga kesehatan hewan profesional, karena melibatkan teknik laboratorium untuk mengidentifikasi dan memisahkan koloni bakteri.
Setelah hasil uji sensitivitas diketahui, pengobatan dapat diberikan. Beberapa jenis antibiotik yang umum digunakan antara lain: Erytromycin, Lincomycin, Chloramphenicol. Ketiga antibiotik ini bekerja untuk membunuh bakteri dan mencegah infeksi lebih lanjut. Selain itu, untuk pengobatan yang lebih intensif, dapat diberikan antibiotik suntik, seperti: Penicillin, Dexamethasone, Dihydrostreptomycin, Antihistamin. Obat suntik tersebut biasanya diberikan langsung ke bagian ambing atau puting susu sapi yang terinfeksi, guna menghambat pertumbuhan koloni bakteri dan mempercepat pemulihan. Pengobatan harus dilakukan secara hati-hati dan sesuai anjuran dokter hewan untuk menghindari resistensi antibiotik serta menjaga kualitas dan keamanan produk susu.
Cara Pencegahan Penyakit Mastitis pada Sapi Perah
Mencegah mastitis lebih mudah dan lebih hemat dibandingkan mengobatinya. Oleh karena itu, penting bagi peternak untuk memahami dan menerapkan langkah-langkah pencegahan sebelum penyakit ini menyerang dan menimbulkan kerugian. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan:
1. Menjaga Kebersihan Kandang
Kebersihan kandang merupakan aspek utama dalam pencegahan mastitis. Karena bakteri penyebab mastitis dapat hidup di berbagai permukaan, peternak perlu membersihkan kandang secara rutin dengan sabun atau desinfektan, serta memastikan kandang mendapat sinar matahari langsung sebagai disinfeksi alami. Pastikan kandang memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik, serta bebas dari genangan air.
Kotoran sapi dan sisa pakan harus segera dibersihkan agar tidak menjadi tempat berkembangnya bakteri. Lingkungan sekitar kandang juga harus dijaga kebersihannya, termasuk menghindari penumpukan sampah. Petugas kandang harus menjaga kebersihan diri saat masuk dan keluar kandang untuk mencegah kontaminasi silang.
2. Menjaga Kualitas dan Kecukupan Pakan
Pakan yang bergizi dan seimbang akan meningkatkan daya tahan tubuh sapi perah, sehingga lebih kuat melawan infeksi seperti mastitis. Berikan pakan segar dengan komposisi seimbang antara hijauan (sekitar 10% dari berat badan sapi) dan pakan kering. Potong pakan dalam ukuran kecil agar mudah dikonsumsi sapi.
Tambahkan pula konsentrat basah maupun kering sebagai sumber energi tambahan. Air bersih dan cukup juga sangat penting. Idealnya, seekor sapi perah membutuhkan sekitar 4 liter air per kilogram pakan kering yang dikonsumsi setiap harinya.
Dengan menerapkan manajemen kebersihan dan nutrisi yang baik, risiko mastitis dapat diminimalkan secara signifikan, sehingga kesehatan dan produktivitas sapi perah tetap optimal.